Contoh Rumusan Masalah - Artikel kali ini masih berhubungan dengan penulisan skripsi dan karya ilmiah lainnya. Setelah sebelumnya kita membuat latar belakang, yang kita lakukan selanjutnya adalah mendefinisikan secara luas berbagai kemungkinan masalah-masalah apa saja yang mungkin akan kita temui dalam penelitian, lalu membatasi masalah pokok yang akan kita angkat pada penelitian kali ini. Berbagai kemungkinan masalah yang ada itu dinamakan ‘identifikasi masalah’ dan batasan masalah yang akan kita angkat itulah yang dinamakan ‘rumusan masalah’.
Jadi dapat kita lihat bahwa identifikasi masalah jumlahnya selalu lebih banyak daripada rumusan masalah. Fungsi rumusan masalah adalah :
- Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
- Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
- Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
- Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiyono (2000) menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan masalah asosiatif.
1. Masalah deksriptif
Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam peneltian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
2. Masalah komparatif
Masalah komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
3. masalah asosiatif
Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbal balik. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Dalam hal ini ada variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel independen.
Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan ada dalam suatu rumusan masalah yaitu :
- Berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia.
- Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
- Suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Ada beberapa kondisi yang bisa di lakukan untuk membuat rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
- Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
- Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat
- Rumusan masalah berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
- Rumusan masalah merupakan dasar membuat hipotesis
- Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
1. contoh rumusan masalah deskriptif
- Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan hukum?
- Bagaimana gambaran rakyat miskin di situasi atau setting tertentu?
- Seberapa tinggi apresiasi dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah?
- Bagaimana model pengembangan jaringan kelompok sabilulungan?
- Bagaimana iklim kerja atau suasana kerja di devisi pelayanan masyarakat pada pemkot Makassar?
2. Contoh rumusan masalah asosiatif
- Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan PT dengan CV (satu variabel pada dua sampel)
- Bagaimana hubungan partisipasi anak sekolah dalam upaya pengurangan resiko bencana dengan penurunan jumlah anak sebagai korban di kabupaten bandung? (dua variabel dua sampel)
- Apakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri, BUMN, dan swasta? (satu variabel pada tiga sampel)
- Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antar murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta, dan Pedagang? (dua variabel pada tiga sampel)
- Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA ? (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
3.Contoh rumusan masalah asosiatif
- Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat manisnya buah? (hubungan simetris)
- Adakah hubungan warna rambut dengan kemampuan memimpin? (hubungan simetris)
- Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja karyawan? (hubungan kasual)
- Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan, dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan suatu sekolah? (hubungan kasual)
- Hubungan antara kemampuan memimpin dengan jenjang pendidikan (Hubungan Timbal Balik)
- Hubungan antara Jumlah slot iklan dengan tingkat penjualan produk (Hubungan Timbal Balik)
Cara untuk memformulasikan masalah:
1. Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental.
2. Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.
Itulah beberapa Contoh Rumusan Masalah yang telah kami paparkan. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi anda yang sedang menyusun skripsi. Bagi Anda yang masih bingung untuk menentukan judul skripsi Anda, Silahkan baca juga Cara menentukan judul skripsi yang baik. Demikian artikel kali ini. Salam…!! ^^
Contoh Rumusan Masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar